❄️ Tanya Jawab Tentang Hadits Maudhu
0004:39 - Tentang sunnah Tanya Jawab Kajian Kitab Hadits : Pengantar Kitab Hadits Bulughul Maram "Ushul Fiqh" oleh Ustadz Cholid Mahmud | Listen Notes Listen Later
haditshadits rasulullah saw, bagaimana hadits tentang metode tanya jawab 2 bagaimana hadits tentang metode diskusi 3 bagaimana hadits tentang metode demonstrasi 1 ii pembahasan a hadits hadits maudhu hadits dho if adalah hadits yang, makna hadits kembalinya khilafah ala minhaj
ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Isma'il Muhammad Rijal, Lc.) Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali berkata, "Tidak ada satu pun hadits sahih dari Nabi n tentang keutamaan Mu'awiyah bin Abi Sufyan." Takhrij Atsar1 Atsar Ishaq bin Ibrahim al-Hanzhali t diriwayatkan oleh Ibnu Asakir t dalam Tarikh Dimasyq (59/106) dan Ibnul Jauzi t dalam al-Maudhu'at (2/24) melalui jalan Zhahir bin []
Bagaimanamenurut antum tentang fatwa MUI dan himbauan pemerintah tentang larangan shalat berjamaah d masjid. dan diganti dengan shalat drmah. KBTH Jawaban: Menurut saya setuju . Penjelasan: Karna itu merupakan salah satu bentuk dari pencegahan terhadap covid 19. Dan denga begitu kita . #ldbih baik di rumah. Sekian tanya-jawab mengenai 1.
Beliaumenyebutkan pula hadits ini dalam kitabnya, al-La'ali' al-Mashnu'ah (1/44) dan menghukuminya sebagai hadits maudhu' (palsu). Al-Kinani menyebutkan jalan lain untuk hadits ini dalam Tanzih asy-Syariah (1/395) melalui jalan Muhammad bin 'Ali bin Khalaf al-'Aththar, dari Husain al-Asyqar.
Bacapula: Hadits Marfu': Pengertian, Macam-Macam dan Contoh. B. Ciri-ciri Perawi Yang Diduga Kuat Sebagai Pembohong. Seorang perawi diduga kuat sebagai pembohong karena dua alasan: 1. Bila sebuah hadits diriwayatkan hanya dari jalur perawi tersebut, dan matan hadits itu bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang disimpulkan oleh para ulama berdasarkan teks-teks syariat (al-Qur'an dan
Apakahbetul hadist dhoif bisa dijadikan sandaran amal?adakah batasan2nya? Beliau menjawab, "puasa 'asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." 📚 (hr. Hadits Tentang Zakat Mal Nusagates Hadis maudhu (palsu) dan larangan mengamalkannya. Tanya jawab tentang hadits maudhu. Pada hadits anas bin malik radhiyallahu'anhu ini terdapat 3 jalur periwayatan, yaitu : Hadits anas bin malik
ThobarySyadzily. Hadits merupakan salah satu sumber hukum Islam, yang fungsinya menjelaskan, mengukuhkan dan 'melengkapi' firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an. Di antara berbagai macam hadits, ada istilah Hadits Dha'f. Dalam pengamalannya, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian kalangan ada yang tidak
AsSyeikh Nashiruddin Al-Albani -rahimahullohu ta'ala- berkata dalam Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhoifah I/251, "Hadits ini Maudhu' / Palsu" Dalam periwayatannya ada seseorang bernama Thoriq bin Abdurrahman, Imam Ad-Dzahabi telah menjelaskannya dalam kitab "Ad-Dhu'afa" beliau berkata, An-Nasa'i berkata: "Hadits ini tidak kuat".
syjcrmD.
Pendahuluan Hadits merupakan penjelas makna ayat-ayat al-Qur’an, bahkan contoh praktis bagaimana seorang muslim melaksanakan ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an. Demikian penting peranan hadits dalam agama Islam, banyak musuh Islam melakukan serangan kepada ajaran Islam dengan membuat dan menyebarkan hadits palsu. Bahkan karena kurangnya ilmu, orang Islam sendiri juga bisa tergoda untuk membuat hadits palsu. A. Pengertian Para ulama memberikan definisi sebagai berikut الحديث الموضوع هو الحديث المُختَلق المصنوع المكذوب على النبي صلى الله عليه وسلم سواء كان عن عمد أو غير عمد Hadits Maudhu’ yaitu hadits yang dibuat sendiri oleh seorang perawi, lalu menisbahkannya kepada Rasulullah Saw. Baik secara sengaja maupun tidak. Istilah mudahnya, hadits maudhu’ itu adalah hadits palsu. Sama maknanya dengan ijazah palsu, polisi palsu, ataupun tangan palsu. B. Macam-macam Hadits Maudhu’ dan Contohnya Berdasarkan definisi di atas, maka hadits maudhu’ itu ada dua macam. Yaitu hadits maudhu’ yang dilakukan secara sengaja oleh seorang perawi dan hadits maudhu’ yang dilakukan secara tidak sengaja. a. Hadits Maudhu’ Yang Sengaja Berikut ini merupakan beberapa contoh hadits maudhu’ حبُّ الوطن من الإيمان Cinta tanah air merupakan bagian dari iman. إنَّ الله تعالى لا يعذبُ حسان الوجوه Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab wajah yang rupawan. لا يدخل النارَ مَن اسمهُ محمد أو أحمد Tidak akan masuk neraka orang yang namanya Muhammad atau Ahmad. b. Hadits Mudhu’ Yang Tidak Sengaja Berikut ini contoh hadits maudhu’ yang tidak sengaja عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ الطَّلْحِيِّ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ مُوسَى الزَّاهِدِ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، مَرْفُوعًا “مَنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ. رواه ابن ماجه Dari Ismail bin Muhammad at-Thalhi, dari Tsabit bin Musa az-Zahidi, dari Syarik, dari al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, yang diriwayatkan secara marfu’ bersambung dari Rasulullah Saw. Barangsiapa banyak shalat malam, maka wajahnya akan berseri-seri di siang hari.” HR. Ibnu Majah Imam Hakim memberikan keterangan tentang hadits di atas دَخَلَ ثَابِتٌ عَلَى شَرِيكٍ وَهُوَ يُمْلِي، وَيَقُولُ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، وَسَكَتَ؛ لِيَكْتُبَ الْمُسْتَمْلِي، فَلَمَّا نَظَرَ إِلَى ثَابِتٍ، قَالَ مَنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ، وَقَصَدَ بِذَلِكَ ثَابِتًا؛ لِزُهْدِهِ وَوَرَعِهِ، فَظَنَّ ثَابِتٌ أَنَّهُ مَتْنُ ذَلِكَ الْإِسْنَادِ؛ فَكَانَ يُحَدِّثُ بِهِ Waktu itu Tsabit datang ketika Syarik sedang mendiktekan hadits. Syarik berkata Dari al-A’masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir dia berkata Bersabda Rasululluah Saw. Lalu Syarik berhenti sejenak. Memberikan kesempatan kepada murid-muridnya untuk menulis. Kemudian Syarik melihat Tsabit yang baru datang. Lalu Syarik berkata Barangsiapa banyak shalat malam, maka wajahnya akan berseri-seri di siang hari. Maksudnya Syarik sedang memuji Tsabit yang dia seorang murid yang zuhud dan wirai. Sementara Tsabit salah sangka. Dia mengira bahwa pujian Syarik itu merupakan matan bagi sanad tersebut. Sehingga Tsabit pun meriwayatkannya sebagai sebuah hadits. Nah, itulah salah satu contoh hadits maudhu’ yang secara tidak sengaja telah dibuat oleh seorang perawi. C. Hukum Menyampaikan Hadits Maudhu’ Bila kita sudah mengetahui bahwa suatu hadits merupakan hadits palsu, maka haram hukumnya menyampaikan hadits itu kepada orang lain. Kecuali untuk menerangkan kepalsuannya. Rasulullah Saw. bersabda مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ “Barangsiapa menyampaikan berita tentang diriku, dan dia sudah mengetahui bahwa berita itu dusta, maka dia termasuk seorang pendusta.” HR. Imam Muslim. D. Cara Mendeteksi Hadits Maudhu’ Sebuah ditengarai sebagai hadits palsu atau hadits maudhu’, apabila menunjukkan indikasi sebagai berikut 1. Pengakuan perawi Sebagaimana hal ini pernah diakui oleh seorang perawi yang bernama Abu Ishmah Nuh bin Abi Maryam. Dia mengaku telah membuat banyak hadis palsu yang dia nisbahkan pada Abdullah bin Abbas. Juga pengakuan seorang perawi yanga bernama Maisarah bin Abdi Rabbih al-Farisi. Dia mengaku telah membuat banyak hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib sebanyak 70 hadits. 2. Semacam pengakuan dari perawi Misalnya ada seorang perawi yang meriwayatkan dari syeikhnya sebuah hadits yang tidak diriwayatkan dari jalur yang lain. Kemudian dia ditanya mengenai tanggal lahirnya. Setelah dicek tanggal wafat syeikhnya, diketahui bahwa dia tidak mungkin pernah bertemu dengan syeikhnya. Atau setidaknya usianya terlampau muda untuk meriwayatkan hadits dari syeikhnya. 3. Adanya indikasi pada diri perawi Misalnya seorang Syi’ah Rafidhah yang meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib. 4. Adanya indikasi pada berita yang diriwayatkan Yaitu sebuah hadits yang isinya – berseberangan dengan akal sehat. – bertentangan dengan kenyataan yang bisa dilihat atau dirasakan dengan mudah. – berlawanan dengan ayat al-Qur’an yang bermakna tegas sharih – memiliki redaksi kalimat yang buruk. Misalnya – sebuah berita yang disampaikan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa kapal Nabi Nuh thawaf sebanyak tujuh kali, lalu shalat di dekat maqam bekas telapak kaki Ibrahim dua rakaat. – bahwa seorang anak hasil perzinahan tidak akan masuk surga hingga tujuh turunan. E. Alasan Orang Membuat Hadits Palsu Terdapat beberapa alasan orang tega membuat hadits palsu, di antaranya 1. Membuat kisah dan nasihat yang menarik Untuk menarik perhatian orang awam, adakalanya orang suka membuat kisah-kisah yang tidak masuk akal, sehingga membuat banyak orang takjub. Dengan harapan banyak orang yang mengundangnya untuk berceramah dan memperoleh upah. Maka dia membuat hadits palsu sebagai berikut “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaah illallaah, maka untuk setiap katanya Allah akan menciptakan seekor burung yang paruhnya terbuat dari emas, dan sayapnya terbuat dari permata.” Ketika perawi hadits itu ditanya, dia pun mengaku telah membuatnya sendiri. Dia berkata, bahwa dia ingin membuat orang senang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah. 2. Fanatik golongan Hadits palsu untuk kepentingan golongan ini banyak dibuat oleh Syiah Rafidhah. Imam Malik berpesan, bahwa jangan sampai kita menerima hadits dari mereka. Karena mereka banyak berdusta. Misalnya hadits palsu berikut ini “Aku Rasulullah Saw. adalah timbangan ilmu. Ali adalah kedua piring timbangan. Hasan dan Husain adalah tali-talinya. Fathimah adalah tangan timbangan. Dan para pemimpin dari keluarga kami adala penyangga timbangan. Di mana amal para pecinta dan pembenci kami akan ditimbang.” Adapun kelompok yang paling mustahil membuat hadits palsu adalah Khawarij. Karena mereka menganggap kafir orang yang berbuat dosa. Apalagi membuat hadits palsu. 3. Memusuhi Agama Islam Para musuh Islam tidak mampu membendung arus kemenangan agama Islam. Maka mereka berpura-pura masuk Islam dengan membawa kebencian kepada ajaran-ajaran Islam dengan membuat hadits-hadits palsu. Isinya merendahkan ajaran Islam. Seperti seorang perawi yang bernama Abdul Karim bin Abi Auja’. Dia dibunuh oleh Gubernur Basrah, Muhammad bin Sulaiman al-Abbasi. Sebelum dibunuh dia mengaku, bahwa dia telah membuat hadits palsu tentang hukum Islam. Contoh hadits palsu yang merendahkan ajaran Islam “Allah menciptakan para malaikat dari bulu dada dan kedua tangan-Nya.” 4. Menyenangkan para penguasa dan mengambil keuntungan pribadi Misalnya ada orang yang bernama Ghiyats bin Ibrahim Nakha’i. Dia bertemu dengan al-Mahdi salah satu khalifah dalam Dinasti Abbasiyah sedang bermain-main dengan burung merpati. Maka secara spontan dia membuat hadits palsu untuk menyenangkan al-Mahdi. Dan benar saja, al-Mahdi pun memberikan uang sebanyak dirham kepingan perak. Namun setelah Ghiyats itu pergi, al-Mahdi berkata “Sungguh aku mengetahui bahwa orang itu seorang pendusta atas diri Rasulullah Saw.” Lalu al-Mahdi menyuruh orang untuk menyembelih burung merpati itu. Penutup Demikianlah beberapa penjelasan tentang hadits maudhu’ atau hadits palsu ini. Semoga bermanfaat bagi kita bersama. Allahu a’lam. _____________________ Bacaan utama Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimatullah. Artikel Syarh al-Hadits al-Maudhu’. Syeikh Muhammad Thaha Sya’ban. Artikel al-Ahadits adh-Dha’ifah wa Atsaruha. Syeikh Ibrahim bin Abdullah al-Mazru’i.
Mungkin kita sering mendengar istilah hadits maudhu. Namun, masih banyak yang tidak tahu apa itu hadits maudhu, bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Kita akan membahas tanya jawab tentang hadits maudhu dalam artikel itu Hadits Maudhu?Hadits maudhu adalah hadits palsu yang sengaja dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hadits ini tidak memiliki dasar atau sumber dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya. Biasanya, hadits ini dibuat untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mendukung suatu pendapat atau untuk mengajak orang melakukan maudhu sangat berbahaya karena dapat menyesatkan umat Islam. Oleh karena itu, para ulama sangat memperhatikan keabsahan hadits dan mengidentifikasi hadits Ciri-ciri Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa ciri-ciri hadits maudhuHadits tersebut tidak memiliki sanad atau rantai periwayatan yang tersebut bertentangan dengan ajaran Islam yang sudah tersebut mengandung kesalahan atau ketidak tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan konteks sejarah dan budaya saat sebuah hadits memiliki ciri-ciri tersebut, maka kemungkinan besar hadits tersebut adalah Cara Mengidentifikasi Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi hadits maudhuMemeriksa Sanad HaditsSanad hadits adalah rantai periwayatan yang menghubungkan antara perawi dengan Nabi Muhammad SAW. Jika sanad hadits tidak jelas, atau terdapat perawi yang tidak dikenal atau tidak terpercaya, maka kemungkinan besar hadits tersebut Matan HaditsMatan hadits adalah isi atau teks hadits. Jika isi hadits bertentangan dengan ajaran Islam yang sudah mapan, atau mengandung kesalahan atau ketidak logisan, maka hadits tersebut kemungkinan besar Konteks Sejarah dan BudayaSeorang ahli hadits juga harus memeriksa konteks sejarah dan budaya saat hadits tersebut disampaikan. Jika hadits tidak sesuai dengan konteks, maka hadits tersebut kemungkinan besar Hadits Maudhu dapat Digunakan?Hadits maudhu tidak boleh digunakan sebagai dasar dalam menentukan hukum Islam atau ajaran Islam. Hal ini karena hadits maudhu tidak memiliki dasar yang jelas dan sahih dari Nabi Muhammad SAW atau para umat Islam, kita harus berhati-hati dalam mengambil hukum atau ajaran Islam dari hadits. Kita harus memastikan bahwa hadits tersebut sahih dan memiliki dasar yang jelas dari Nabi Muhammad SAW atau para Cara Menghindari Hadits Maudhu?Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari hadits maudhuMemeriksa Sumber HaditsSumber hadits adalah penting untuk diperiksa. Kita harus memastikan bahwa hadits berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki sanad yang Ilmu HaditsBelajar ilmu hadits adalah penting untuk menghindari hadits maudhu. Dengan mempelajari ilmu hadits, kita dapat memahami kriteria dan kaidah-kaidah Kepada UlamaBertanya pada ulama juga merupakan cara yang baik untuk menghindari hadits maudhu. Para ulama memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hadits dan dapat membantu kita memahami dan membedakan hadits yang sahih dan hadits yang Hadits MaudhuBerikut adalah contoh hadits maudhuNoHaditsKeterangan1“Janganlah kalian makan daging sapi, karena daging sapi itu adalah jasad iblis.”Hadits ini dibuat untuk menyesatkan umat Islam dari mengonsumsi daging siapa yang menolak undangan, maka ia telah mendustakan Allah.”Hadits ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menyebutkan bahwa menolak undangan tidak membuat seseorang mendustakan siapa yang membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 100 kali dalam sehari, maka ia akan masuk surga.”Hadits ini mengandung kesalahan dan ketidak logisan, karena masuk surga tidak semudah maudhu adalah hadits palsu yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Hadits ini sangat berbahaya karena dapat menyesatkan umat Islam. Oleh karena itu, kita harus memeriksa keabsahan hadits dan mengidentifikasi hadits ilmu hadits dan bertanya pada ulama adalah cara yang baik untuk menghindari hadits maudhu. Sebagai umat Islam, kita harus memastikan bahwa hadits yang kita ambil memiliki dasar yang jelas dan sahih dari Nabi Muhammad SAW atau para video of Tanya Jawab tentang Hadits Maudhu
tanya jawab tentang hadits maudhu