🐁 Seorang Siswa Melakukan Percobaan Titrasi Untuk Menghitung Massa Ch3Cooh

Berdasarkanwacana tersebut, untuk menghitung kadar NaClO dalam pemutih digunakan titrasi iodometri dengan Na 2 S 2 O 3 sebagai larutan standar. Jika 20 mL NaClO dititrasi memerlukan 15 mL Na 2 S 2 O 3 0,1 M maka kadar NaClO (w/w) dalam pemutih tersebut adalah . (M r NaClO = 74,5; ρ NaClO = 1 g/mL) A. 0,279% B. 0,558% C. 1,116% Jawaban 1 mempertanyakan: Seorang siswa melakukan percobaan titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi larutan ch3cooh yang dituangkan dalam labu titrasi sebanyak 25 ml. adapun indikator asam basa yang digunakan adalah fenolftalein. warna larutan ch3cooh berubah dari bening menjadi merah muda tepat ketika volume naoh 0,1m sebanyak 20 ml . berapa konsentrasi larutan ch3cooh tersebut? ? Berikutdiberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH 20 mL. Jika asam yang digunakan untuk titrasi adalah HCl 0,1 M, tentukan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi! Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium membuat larutan penyangga dengan pH = 5,00. Seorangsiswa melakukan percobaan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan CH3COOH. larutan baku yang digunakan adalah NaOH 0,1 M larutan CH3COOH yang dituangkan kedalam labu titrasi sebanyak 25 mL tentukan konsentrasi larutan CH3COOH ketika volume NaOH yang dituangkan 20 mL ?. Question from @Jose42 - Sekolah Menengah Atas - Kimia Seorangsiswa melakukan percobaan titrasi asam basa untuk memperkirakan konsentrasi larutan HCl. Siswa tersebut meneteskan larutan NaOH 0,2 M ke dalam larutan HCl. Data yang diperoleh dari dua kali percobaan adalah sebagai berikut. Data hasil percobaan: Perkirakan konsentrasi larutan HCl tersebut berdasarkan data percobaan siswa di atas! 24BDJ. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta13 Juni 2022 0300Jawaban yang benar adalah E. Berikut pembahasannya. Rumus titrasi asam dan basa Mol asam. Valensi = Mol basa. Valensi M asam. V asam. Valensi = M basa. V basa. Valensi Valensi banyaknya ion H^+ dan OH^- Hubungan molaritas dengan massa M = w gram/ Mr atau Ar × 1000/volume mL CH3COOH —> CH3COO^- + H^+ valensi =1 Volume = 10 mL KOH —> K^+ + OH^- valensi =1 Volume = 5,2+5,0+4,8mL/3 = 5 mL M KOH = 0,2 M M asam. V asam. Valensi = M basa. V basa. Valensi M asam. 10 mL. 1 = 0,2 M. 5 mL. 1 M asam = 1 M 1 M = w/ 60 sma × 1000/10 mL w CH3COOH = 1 M. 60 sma. 10 mL/ 1000 = 0,6 gram Jadi, massa CH3COOH Mr = 60 sma yang terdapat dalam 10 mL cuka dapur tersebut adalah 0,6 gram atau 6×10^-1 g. Fisik dan Analisis Kelas 11 SMATitrasiTitrasi Asam BasaSeorang siswa melakukan percobaan titrasi untuk menghitung massa CH3COOH dalam cuka dengan gambar rangkaian percobaan sebagai berikut. Dari percobaan di atas diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut. Percobaan ke- Volume Cuka mL Volume NaOH mL 1 20 10,5 2 20 10 3 20 9,5 Massa CH3COOHMr=60 yang terdapat dalam 20 mL cuka tersebut adalah .... Titrasi Asam BasaTitrasiKimia Fisik dan AnalisisKimiaRekomendasi video solusi lainnya0334Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...0401Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...0205Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2...Teks videoHalo Kak Friends disini terdapat soal seorang siswa melakukan percobaan titrasi untuk menghitung massa CH3COOH dimana zat pentiter nya atau di perannya yaitu yang berada pada Buret itu merupakan larutan NaOH 0,2 m dan larutan yang dititrasi adalah 20 mili cuka dari percobaan diatas diperoleh hasil percobaan sebagai berikut massa CH3COOH yang terdapat dalam 20 menit juga tersebut adalah kita Tuliskan 2 yang diketahui molaritas NaOH adalah 0,2 m volume CH3COOH nya adalah 20 mili dan untuk volume NaOH nya dapat kita hitung dari data percobaan nya kita tambahkan semuanya kemudian kita bagi 3 yaitu kita rata-rata pakan akan menghasilkan volume sebesar 10 mili di sini yang ditanyakan adalah massa dari CH3COOH pertama yang perlu kita ketahui adalah molaritas dari CH3COOH sebelum mengetahui masanya kita menggunakan rumus titrasi yaitu M 1 dikali 1 dikali 1 disini adalah data untuk asalnya sama dengan M 2 dikali 2 dikali a 2 disini untuk data bahasanya BUMN satunya yaitu yang kita cari kemudian dikalikan volume dari asamnya dimana disini volumenya adalah 20 mili kita Ubah menjadi liter maka dikalikan dengan 10 pangkat 3 kemudian disini A itu merupakan valensi dari asalnya jika kita inginkan CH3COOH akan menghasilkan ch3coo Min dan h + H + 17 jadi valensi dari H plus nya adalah 1 Kemudian untuk yang basah molaritas nya adalah 0,2 kemudian volumenya adalah 10 kita Ubah menjadi liter maka dikalikan 10 pangkat min 3 Kemudian untuk valensi bahasanya kita inginkan untuk anakmu hanya akan menghasilkan ion H plus dan oh Amin dimana disini jumlah oh Amin adalah 1 Valensi basa nya adalah 1 kemudian kita hitung saja secara matematis akan didapatkan molaritas asam sebesar 0,1 m. Selanjutnya kita cari dari CH3COOH yaitu dengan cara Mall sama dengan molaritas dikalikan volume molaritas nya adalah 0,1 volumenya adalah 20 mili kita jadikan l maka dikalikan 10 pangkat min 3 hitung secara matematis akan didapatkan mol CH3COOH sebesar 2 kali 10 pangkat min 3 mol Setelah itu kita bisa mencari massa dari CH3COOH yaitu dengan rumus massa = mol dikalikan Mr Mall nya adalah 2 kali 10 pangkat min 3 Mr dari CH3COOH adalah 60 Rasul kita hidup secara matematis akan didapatkan hasil 0,12 gram jadi massa CH3COOH yang terdapat dalam 20 mili larutan cuka adalah 0,12 gram jadi jawaban yang benar ada pada option C baik sampai jumpa di soal-soal berikutnya yaSukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi Antarmolekul Pengertian TitrasiTitrasi merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu zat di dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui mengetahui konsentrasi larutan asam, maka larutan asam direaksikan dengan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya. Sebaliknya, untuk mengetahui konsentrasi basa, maka larutan basa tersebut direaksikan dengan larutan asam yang sudah diketahui Titrasi Asam BasaPenambahan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan lain dibantu dengan indikator untuk mengetahui titik ekuivalen reaksi titrasi, indicator yang digunakan adalah indicator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netralContoh Indikator Titrasi Asam BasaIndikator yand sering digunakan dalam titrasi adalah fenolftalein. Indikator lainnya adalah metil merah dan bromotimol indikator PP digunakan pada titrasi HCl–NaOH maka pada saat titik setara tercapai yaitu pH = 7, indikator PP belum berubah warna dan akan berubah warna ketika larutan mencapai pH pada keadaan seperti ini, penghentian titrasi titik akhir titrasi dapat dilakuka ketika warna larutan berubah agak merah jambu, adapun titik setara sudah dilampaui. Dengan kata lain, titik akhir titrasi tidak sama dengan titik dalam titrasi HCl–NaOH menggunakan indikator brom timol biru BTB, dimana trayek pH indikator ini adalah 6 kuning dan 8 biru maka pada saat titik setara tercapai pH =7 warna larutan campuran menjadi yang utama dari indikator BTB adalah mengamati warna hijau tepat pada pH = 7 sangat sukar, mungkin lebih atau kurang dari Indikator Titrasi Asam BasaFungsi indikator adalah untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir Ekivalen Reaksi TitrasiTitik ekivalen titrasi adalah saat dimana jumlah mol ion H+ dari asam setara dengan jumlah mol ion OH– dari basa. Pada titik ekivalen, larutan bersifat netral atau dengan kata lain sudah terbentuk air dimana asam dan basa tepat habis Akhir TitrasiTitrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indicator disebut titik akhir Titik Akhir Titrasi Dengan Titik Ekivalen TitrasiTitik akhir titrasi yaitu pada saat indikator berubah warna diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan yang digunakan harus tepat sesuai agar titik akhir dan titik ekivalen terjadi saat yang sama atau tepat. Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik tetapi, jika perubahan warna indikator terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik indikator yang dipakai memiliki trayek pH 6 – 8 seperi indikator bromtimol biru BTB, kemungkinan titik akhir titrasi sama dengan titik indikator yang digunakan adalah fenolftalein, pH pada titik akhir titrasi lebih besar dari pH titik ekuivalen sebab pada saat titik ekuivalen tercapai, larutan belum berubah Asam Kuat Oleh Basa KuatTitrasi asam kuat oleh basa kuat pada dasarnya adalah reaksi penetralan asam oleh basa atau sebaliknya. Reaksi asam kuat HCl dan basa kuat NaOH adalah seperti berikutHCl + NaOH → NaCl + H2O atauPersamaan ion bersihnya adalah seperti berikutH+ aq + OH– aq → H2O lKetika campuran berubah warna, itu menunjukkan ion H+ dalam larutan HCl telah dinetralkan seluruhnya oleh ion OH– dari larutan NaOH ditambahkan terus, dalam campuran akan kelebihan ion OH– ditunjukkan oleh warna larutan merah jambu.Contoh Asam Kuat Berbasa Satu Dan Basa Kuat Berasam Satu– Asam kuat berbasa satu dengan basa kuat berasam satu adalah HCI dengan Asam Kuat Berbasa Dua Dan Basa Kuat Berasam Dua– Asam kuat berbasa dua dengan basa kuat berasam dua adalah H2SO4 dengan BaOH Dan AlkalimetriAcidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri berdasarkan reaksi adalah reaksi netralisasi titrasi larutan basa dengan larutan standar adalah reaksi netralisasi titrasi larutan asam dengan larutan standar basa. Jadi, keduanya dibedakan pada larutan Titrasi Asam Kuat Oleh Basa KuatUntuk menyatakan perubahan pH pada saat titrasi digunakan grafik yang disebut kurva titrasi yaitu grafik yang menyatakan hubungan perubahan pH dan jumlah larutan standar yang Kurva Titrasi Asam Kuat Oleh Basa KuatContoh kurva hasil percobaan titrasi larutan asam kuat HCl oleh larutan basa kuat NaOH ditunjukkan pada gambar berikutContoh Kurva Titrasi Asam Kuat Oleh Basa KuatPada gambar ditunjukkan bahwa titik ekivalen titrasi terjadi Ketika pH larutan dalam Erlenmeyer larutan asam adalah 7 dan total jumlah larutan basa yang telah ditembahkan adalah 50 larutan basa dihentikan Ketika terjadi perubahan warna larutan asam dalam labu Erlenmeyer dan keadaan ini disebut sebagai titik akhir awal awal titrasi, penambahan basa menimbulkan perubahan pH yang sangat kecil, namun ketika mendekati titik ekuivalen perubahannya cukup ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada awal titrasi, jumlah ion H+ sangat banyak dalam larutan asam. Sehingga penambahan sedikit ion OH– hanya mampu merubah pH yang Ketika mendekati titik ekuivalen, konsentrasi H+ sudah relatif sedikit, sehingga penambahan sejumlah kecil OH– dapat menimbulkan perubahan pH yang sangat Kurva Titrasi Asam BasaKurva titrasi digunakan untuk memudahkan penentuan titik ekivalen titrasi yang bentuk kurva titrasinya tergantung pada jenis asam dan basa yang Asam Lemah Oleh Basa KuatPenetralan asam lemah oleh basa kuat Contohnya adalah asam lemah CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya adalah sebagai berikutCH3COOH aq + OH– aq → H2O l + CH3COO– aqContoh Kurva Titrasi Asam Lemah Basa KuatKurva titrasi asam lemah oleh basa kuat ditunjukkan pada gambar berikutContoh Kurva Titrasi Asam Lemah Basa KuatpH awal dan titik ekivalen terjadi pada pH yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan titrasi asam kuat dan basa kuat. Hal ini disebabkan asam lemah CH3COOH menghasilkan ion H+ dalam jumlah yang sedikit atau hanya mengion ekivalen terjadi pada pH 8,72 lebih tinggi dari pH 7 netral. Pada campuran terdapat pula natrium asetat yang bersifat basa lemah yang meningkatkan pH, akibat hidrolisis oleh CH3COO–.Setelah titik ekivalen kedua grafik sama Kembali karena pH hanya bergantung pada ion hidroksida yang ditambahkan indikator yang cocok untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat lebih terbatas, yaitu indikator yang mempunyai trayek pH antara 7 sampai 10. Indikator yang dipakai adalah fenolftaleinTitrasi Basa Lemah Oleh Asam KuatTitrasi basa lemah oleh asam kuat contohnya adalah larutan NH4OH 0,1 M basa lemah dititrasi dengan HCl 0,1 M asam kuat.NH4OH + HCL → NH4Cl + H2OTitrasi basa lemah oleh asam kuat mirip dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, tetapi kurva yang terjadi kebalikannya, cenderung Kurva Titrasi Basa Lemah Oleh Asam KuatKurva titrasi basa lemah oleh basa kuat digambarkan seperti berikutContoh Kurva Titrasi Basa Lemah Oleh Asam KuatPada titrasi basa lemah oleh basa kuat nilai pH turun sedikit demi sedikit, kemudian mengalami penurunan drastis pada pH antara 8 sampai kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen pada saat pH di bawah 7 yaitu pada pH 5,28. Oleh sebab itu, indikator yang paling cocok adalah indikator metil merah. Indikator metil merah memiliki trayek pH = 4,2 – 6,3Alat Bahan Percobaan Titrasi Asam BasaAlat dan bahan untuk percobaan titrasi asam basa adalah sebagai berikutAlat Percobaan Titrasi Asam Basa– Statif– Buret– Erlenmeyer– Tabung reaksi– Gelas ukur– Pipet volumeBahan Percobaan Titrasi Asam Basa– Larutan Asam HCl– Larutan Basa NaOH 0,1 M– Indikator fenoftaleinGambar Alat Dan Bahan Percobaan Titrasi Asam BasaRangkaian alat percobaan yang digunakan dalam titrasi asam basa dapat dilihat pada gambar berikutGambar Alat Dan Bahan Percobaan Titrasi Asam BasaDalam melakukan titrasi, larutan yang dititrasi, disebut titrat dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer biasanya larutan asam, sedangkan larutan pentitrasi, disebut titran biasanya larutan basa dimasukkan ke dalam adalah alat yang digunakan untuk menambahkan larutan standar ke dalam larutan yang akan ditentukan molaritasnya. Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui dituangkan dari buret tetes demi tetes ke dalam larutan titrat sampai titik stoikiometri Kerja Titrasi Asam Basa1. Masukkan 20 mL larutan HCl dan 3 tetes indicator fenolftalein dalam Erlenmeyer. Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur volumenya terlebih dahulu memakai pipet Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL. Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret pipa Panjang berskala. Larutan dalam buret disebut Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi dalam erlenmeyer menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai adalah yang perubahan warnanya sekitar titik Tetesi larutan HCl dengan NaOH. Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-lahan melalui kran ke dalam digoyang- goyang sehingga larutan penitrasi dapat larut dengan larutan yang berada dalam Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap merah muda. Penambahan larutan penitrasi ke dalam erlenmeyer dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer. Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi titik ekuivalen.5. Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan melihat volume yang berkurang pada buret setelah dilakukan proses Ulangi percobaan hingga diperoleh data yang hampir Titik Akhir TitrasiKurva titrasi dapat dibuat dengan menghitung pH larutan asam/basa pada beberapa titik Titik awal sebelum penambahan asam/ Titik-titik setelah ditambah asam/basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan asam/basa yang Titik ekivalen, yaitu saat larutan hanya mengandung garam, tanpa ada kelebihan asam atau saat kondisi titik ekivalen terjadi, maka berlaku rumus berikutNa x Va = Nb x VbKeteranganNa = normalitas larutan yang dititrasi titranVa = volume titranNb = normalitas larutan yang menitrasi penitranVb = volume penitranN = n x Mn = valensi asam/basaM = molaritas larutanDaerah lewat ekivalen, yaitu larutan yang mengandung garam dan kelebihan asam/ Contoh Soal Menghitung pH Sebelum Setelah Titrasi Asam HCl Basa NaOHSebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi dengan NaOH 0,1 M. Hitung pH larutana. sebelum penambahan NaOHb. setelah penambahan NaOH 25 mLReaksi Ionisasi Asam Klorida HCL Sebelum Titrasii Asam BasaHCL → H+ + Cl–0,1M 0,1MMenentukan Konsentrasi Ion H+ Sebelum Titrasi Asam BasaNilai pH ditentukan oleh jumlah H+ dari HCl. Konsentrasi awal HCl= 0,1 M, maka larutan akan mengandung 0,1 M H+.[H+] = 0,1 Menentukan pH Larutan HCl Sebelum Titrasi Asam BasapH = – log [H+]pH = -log 0,1pH = 1Menentukan Jumlah Larutan NaOH Pada TitrasiJumlah larutan NaOH yang digunakan dalam titrasi dapat dihitung dengan rumus persamaan berikutNa x Va = Nb x Vb atauna x Ma x Va = nb x Mb x Vbna = valensi HCLMa = Konsentrasi HClVa = Volume HCl nb = valensi NaOHMb = Konsentrasik NaOHVb = volume NaOHSehingga jumlah NaOH adalahVb = na x Ma x Va/nb x MbVb = 1 x 0,1 x 25/1 x 0,1Vb = 25 mLMenentukan pH Larutan Setelah Titrasi Jumlah NaOH yang ditambahkan adalah 25 mL sehingga konsentrasi NaOH adalah[NaOH] = 25 ml × 0,1 M = 2,5 asam klorida mula- mula adalah[HCl] = 25 mL × 0,1 M = 2,5 OH– yang ditambahkan bereaksi tepat sama dengan H+, saat [H+] = [OH–]. Pada titik ini dinamakan titik ekuivalen titik ekuivalen, konsentrasi H+ yang terdapat dalam larutan sama dengan reaksi ionisasi air. Jadi, keasaman setelah titrasi adalah pH = Contoh Soal Perhitungan Konsentrasi Asam Sulfat Dengan TitrasiSebanyak 40 mL larutan H2SO4 belum diketahui konsentrasinya dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein PP. Pada saat volume NaOH tepat 60 mL warna indikator mulai konsentrasi H2SO4 tersebut!Reaksi Asam Sulfat dan Basa Natrium Hidroksida Pada Titrasi Asam BasaReaksi titrasi asam sulfat dan basa natrium hidroksida memenuhi persamaan reaksi kimia berikutH2SO4 aq + 2NaOH aq → Na2SO4 aq + 2H2O aqDiketahuina = 2Ma = ….Va = 40 mlnb = 1Mb = 0,1 MVb = 60 mlIndikator pH = fenolftaleinRumus Menentukan Konsentrasi Asam Sulfat Titrasi Natrium Hidrosida Konsentrasi Asam sulfat dapat dinyatakan dengan rumus berikutna x Ma x Va = nb x Mb x VbMa = nb x Mb x Vb/na x VaMa = 1 x 0,1 x 60/2 x 40Ma = 0,075 MJadi konsentrasi asam sulfat adalah = 0,075M3. Contoh Soal Perhitungan Molaritas Larutan KOH Titrasi Asam BasaPada larutan 40 mL larutan KOH dititrasi dengan HCI 0,1 M dengan menggunakan indikator fenolftalein PP. Ternyata dibutuhkan 50 mL HCl 0,1 M. Berapa molaritas larutan KOH dan berapa [OH–]Reaksi Titrasi Asam HCL Dan Basa KOHReaksi asam HCl dan basa KOH memenuhi persamaan reaksi berikutHCl + KOH → KCl + H2ODiketahuina = 1Ma = 0,1 MVa = 50 mlnb = 1Mb = — MVb = 40Indikator pH = fenolftaleinRumus Menentukan Konsentrasi Basa KOH Titrasi Asam HCl Konsentrasi basa KOH dapat dinyatakan dengan rumus berikutna x Ma x Va = nb x Mb x VbMb = na x Ma x Va/nb x VbMb = 1 x 0,1 x 50/1 x 40Mb = 0,125 Mjadi molaritas KOH adalah 0,125 MReaksi Ionisasi KOH Pada Titrasi Dengan Asam HCL KOH → K+ + OH–0,125M 0,125M[OH–] = 0,125 MJadi konsentrasi ion OH– adalah 0,125 M4. Contoh Soal Perhitungan Hasil Percobaan Titrasi Asam Sulfat Dan Natrium HidroksidaData hasil percobaan titrasi ditunjukkan dalam table berikutContoh Soal Perhitungan Hasil Percobaan Titrasi Asam Sulfat Dan Natrium HidroksidaKonsentrasi NaOH adalah 0,2 M. Hitungan berapa kadar % H2SO4 yang terdapat dalam 20 mL larutan asam sulfat tersebut jika diketahui massa jenisnya 1,8 gam/ = 0,2 MVb = 23,8 + 24 + 24,2/3Vb = 24 mLnb = 1Ma = —Mna = 2Va = 20 mLRumus Menghitung Konsentrasi Asam Sulfat H2SO4Konsentrasi asam sulfat dapat dirumuskan dengan persamaan berikutna x Ma x Va = nb x Mb x Vb Ma = nb x Mb x Vb/ na x VaMa = 1 x 0,2 x 24/2 x 20Ma = 0,12 MJadi konsentrasi asam sulfat adalah 0,12 MMenghitung Kadar H2SO4 Dalam Larutan Asam SulfatKadar H2SO4 dalam larutan asam sulfat dapat dinyatakan dengan rumus persamaan berikutmol = m/Mrm = massa H2SO4M = mol/liter atauM = m/Mr/liter, sehingga massa H2SO4 dalam satu liter adalahm = M x Mr = 0,12 x 98m = 11,76 gram per literMassa Larutan Asam Sulfat ρ = ml/volumeml = massa larutan asam sulfatρ = 1,8 g/mL atauρ = 1800 gram/literml = ρ x volumem1 = 1800 x 1m1 = 1800 gramPersentase H2SO4 = 11,76/1800 x 100%Persentase H2SO4 = 0,65 %Jadi, persentasi H2SO4 dalam larutan asam sulfat adalah 0,65 %5. Contoh Soal Perhitungan Persentase Asam Asestat Titrasi Natrium Hidroksida NaOHUntuk mengetahui persentase CH3COOH dalam larutan asam asetat maka dilakukan titrasi 20 mL larutan asam asetat dengan larutan NaOH. Titrasi asam asetat memerlukan 30 mL larutan NaOH 0,1 M. Massa jenis larutan asam asetat adalah 0,900 kg / Tentukan kemolaran asam asetatb. Berapa % kadar asam asetat tersebutMenghitung Konsentrasi CH3COOH Hasil Titrasi NaOHKonsentrasi CH3COOH dapat dinyatakan dengan rumus berikut na x Ma x Va = nb x Mb x Vb atauMa = nb x Mb x Vb/na x VaMa = 1 x 0,1 x 30/1 x 20Ma = 0,15 MMenghitung Massa CH3COOH Dalam Larutan Asam AsetatMassa CH3COOH dapat ditentukan dengan rumus berikutm = M. Mrm = 0,15 x 60m = 9 gram dalam 1 literMenghitung Massa Larutan Asam AsetatMassa satu liter larutan asam asetat dapat dihitung dengan rumus berikutml = ρ x Vlml = 0,90 x 1m1 = 0,90 kgm1 = 900 gramMenghitung Persentasi Asam Asetat Dalam LarutanPersentase CH3COOH dihitung dengan rumus berikutPersentase CH3COOH = 9/900 x 100%Persentase CH3COOH = 1,0 %Jadi persentasi asam asetat dalam larutan adalah 1,0 %6. Contoh Soal Perhitungan Konentrasi Larutan HCl Dengan Titrasi Larutan Barium Hidrokida BaOH2Larutan Asam Klorida HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi dengan larutan barium hidroksida BaOH2 0,2 M. Berapa konsentrasi larutan HCl tersebut. Jika hasil titrasi ditunjukkan seperti pada table berikutContoh Soal Perhitungan Konentrasi Larutan HCl Dengan Titrasi Larutan Barium Hidrokida BaOH2Vb = 25 + 24 + 26/3Vb = 25 mlMb = 0,2 M Va = 20 mlMenghitung Konsentrasi Larutan Asam Klorida Melalui Titrasi Barium HidroksidaKosentrasi HCl dapat dihitung dengan persamaan berikutna x Ma x Va = nb x Mb x Vb atauMa = nb x Mb x Vb/ na x VaMa = 2 x 0,2 x 25/1 x 20Ma = 0,5 MJadi, konsentrasi HCl adalah 0,5 M7. Contoh Soal Menghitung Massa Asam Cuka Yang Terlarut Dengan TitrasiJika pada titrasi 50 mL larutan asam cuka membutuhkan 60 mL larutan KOH 0,1 M dengan indicator PP. Berapa gram asam cuka yang terlarut dalam 200 mL = 1Ma = — MVa = 50 mlnb = 1Mb = 0,1 MVb = 60 mlPersamaan Reaksi Titrasi Asam Cuka Dan KOHKOH aq + CH3COOH aq → CH3COOH aq + H2O l0,1 M MaRumus Menghitung Konsentrasi Asam Cuka Tittrasi KOHKonsentrasi asam cuka dapat dihitung dengan rumus berikutna x Ma x Va = nb x Mb x Vb atauMa = nb x Mb x Vb/ na x VaMa = 1 x 0,1 x 60/1 x 50Ma = 0,12 MRumus Menghitung Massa Asam Cuka Dalam LarutanMassa asam cuka dalam larutan dapat dinyatakan dengan rumus berikutM = mol/LM = m/Mr/1Lm = M. Mrm = 0,12 x 60m = 7,2 gram/Lmassa asam asetat dalam 200 ml adalahm = 7,2 x 200mL/1000mLm = 1,44 gramJadi, massa asam asetat dalam larutan adalah 1,44 gram8. Contoh Soal Perhitungan Kemolaran Larutan NaOH Pada Titik Akhir TitrasiLarutan HCl 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH. Ternyata titik akhir titrasi tercapai ketika 40 mL larutan NaOH telah diteteskan ke dalam 20 mL larutan HCl. Tentukan kemolaran larutan NaOH yang = 1Ma = 0,1 MVa = 20 mlnb = 1Mb = — MVb = 40 mlPersamaan Reaksi Kimia Titrasi Larutan HCl Dengan Larutan NaOHReaksi titrasi antara HCl dengan NaOH dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikutHCL + NaOH → NaCl + H2OMenentukan Kemolaran Larutan NaOH Pada Titik Akhir TitrasiKemolaran larutan NaOH dapat dirumuskan dengan persamaan berikutna x Ma x Va = nb x Mb x Vb atauMb = na x Ma x Va/nb x VbMb = 1 x 0,1 x 20/1 x 40Mb = 0,05 MJadi, kemolaran NaOH adalah 0,05 M9. Contoh Soal Perhitungan Konsentrasi pH Asam Klorida Pada Titik Akhir TitrasiHasil percobaan titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,01 M ditunjukkan pada gambar berikutContoh Soal Perhitungan Konsentrasi pH Asam Klorida Pada Titik Akhir TitrasiJumlah larutan HCl yang dititrasi adalah 100 mL dan indicator yang digunakan adalah fenolftalien PP yang memiliki trayek pH 8 – 10. Tentukan konsentrasi larutan HCl dan pH larutan ketika terjadi pada titik akhir = 1Ma = —MVa = 100 mlnb = 1Mb = 0,01 MVb = 50 mL titik ekovalenRumus Menentukan Kemolaran HCl Pada Titik Ekivalen Titrasi NaOHKonsentrasi HCl pada titik ekivalen dapat ditentukuan dengan menggunakan rumus berikutna x Ma x Va = nb x Mb x Vb atauMa = nb x Mb x Vb/ na x VaMa = 1 x 0,01 x 50/1 x 100Ma = 0,005 MJadi, konsentrasi HCl adalah 0,005 MMenentukan Konsentrasi Ion Hidroksida Pada Titik Akhir TitrasiTitik akhir titrasi terjadi setelah titik ekivalen yaitu di atas pH 7. Artinya larutan bersifat basa yaitu ada kelehihan ion OH–. Sehingga yang dicari lebih dahulu adalah kelebihan ion OH– dan nilai titik akhir titrasi jumlah mol HCl dan NaOH adalahmol HCl = 100 x 0,005 = 0,5 mmolmol NaOH = 53 x 0,01 = 0,53 mmolKemolaran ion hidroksida pada titil akhir titrasi dapat dirumuskan dengan persamaan reaksi berikutHCL + NaOH → NaCl + H2O0,5mmol 0,53 mmolatau dalam bentuk ion ionnyaReaksi Ion HCl dan NaOH0,5 mmol H+ + 0,53 mmol OH– → 0,5 mmol H2OJumlah OH– yang bereaksi dengan H+ adalah 0,5 mmol sehingga ada kelebihan OH– dalam larutanKelebihan OH– dalam larutan = 0,53 – 0,5OH– = 0,03 mmolsehingga konsentrasi [OH–[ adalah[OH–] = 0,03/100+53[OH–] = 0,000196 MKeasaaman Larutan HCL Di Titik Akhir TitrasiKeasaman atau pH larutan HCl pada titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan rumus berikutpH = 14 – pOHpOH = -log 0,000196pOH = 3,707pH = 14 – pOHpH = 14 – 3,707pH = 10,29Jadi, pH larutan saat terjadi titik akhir titrasi adalah 10,29Daftar PustakaSunarya, Yayan, 2014, “Kimia Dasar 1, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Ketiga, Yrama Widya, Achmad, 1996, “K imia Larutan”, Citra Aditya Bakti, Yayan, 2013, “Kimia Dasar 2, Berdasarkan Prinsip Prinsip Kimia Terkini”, Cetakan Kedua, Yrama Widya, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, BandungChang, Raymond, 2004, “Kimia Dasar, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Penerbit, Erlangga, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta,Brady, James, E., 1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Aksara, Ringkasan 1. Stoikiometri larutan melibatkan konsep mol dalam menentukan konsentrasi zat-zat di dalam asam dan basa merupakan reaksi penetralan ion H+ oleh OH–. Reaksi asam basa juga dinamakan reaksi asam basa adalah asam-asam lemah organic yang dapat berubah warna pada rentang pH pH pada saat indikator berubah warna dinamakan trayek pH asam basa adalah suatu teknik untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dengan cara setara atau titik stoikiometri adalah titik pada saat titrasi, asam dan basa tepat ternetralkan. Titik akhir titrasi dapat sama atau berbeda dengan titik setara.

seorang siswa melakukan percobaan titrasi untuk menghitung massa ch3cooh